Para nelayan
sangat menikmati buruan merekan. Setelah tertangkap, binatang yang hidup di dua
alam itu segera dimasukkan ke dalam ember. Uniknya, ember tersebut tidak perlu
diberi pentup untuk menncegah kepiting meloloskan diri. Di dalam ember yang
berisi puluhan kepiting, terlihat kepiting yang bergerak-gerak terus, seperti
hendak mencoba meloloskan diri dari ember. Capitnya digunakn sekuat tenaga
untuk mencari pegangan demi naik ke atas ember agar bisa keluar. Satu sama lain
melakukan hal yang sama. Saling dorong dan saling tarik membuat kepiting itu
justru tak bisa naik ke atas.
Menariknya,
saat ada satu atau dua ekor kepiting yang hendak berhasil keluar, kepiting yang
berada di bawah justru seperti berusaha menarik kembali kepiting tersebut ke
dalam ember. Capit yang kuat selalu digunakan untuk menarik sesama kepiting
yang hendaklolos dari ember. Begitu seterusnya. Jika ada seekor kepiting yang
nyaris meloloskan diri kelyuar dari ember, teman-temannya pasti akan berusaha
keras menarik kembali ke dasar ember.
Akibatnya,
meski ember terbuka lebar, tak ada satu pun kepiting yang berhasil keluar.
Ketika tertangkap, hampir mustahil si kepiting bisa selamat karena mereka
justru saling tarik ketika berada dalam ember. Itulah yang membuat para nelayan
tidak pernah memberikan tutup untuk mencegah tangkapannya lari. Para nelayan
tahu persis sifat kepiting sehingga tak perlu repot membuat tutup ember..
Jika
kepiting sudah berada di tangan nelayan, nasib kepiting sudah pasti, apakah mau
langsung dimasak atau dijual ke pasar. Kepiting yang seharusnya bisa
memanfaatkan kekuatan capitanya untuk menyelamatkan diri, tak bisa melakukan
hal itu karena mereka malah saling tarik. Itulah sifat kepiting yang tak bisa
melihat kepiting lainnya berhasil keluar dari penangkapnya.
APAKAH KITA SEPERTI KEPITING ITU???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar